Merubah Limbah Jadi Rupiah

(foto: Arsip HIPPMI)

Bagi lelaki berkumis ini, limbah yang berada di sekitar kerap menjadi bahan eksperimennya berkegiatan seni. Mulai seni cukil, pahat, gambar dan ukir.

Tak percaya, tengok saja hasil karyanya sejauh ini. Mulai dari biji-bijian, benang, limbah plastik, kayu, tulang dan sebagainya, ia sulap menjadi kreasi kerajinan tangan yang memukau. Kepada sobat HIPPMI, lelaki yang berusia lebih dari 50 tahun ini menuturkan apa yang didapatnya tak lepas dari kesungguhannya mendalami minat.

“Bagi saya enggak ada yang namanya istilah ‘bakat’ saya percaya semua orang bisa melakukan berbagai hal dengan tekad dan kesungguhan,” tutur pria yang akrab disapa Abah Abuy, saat ditemui HIPPMI.

Di usia yang memasuki kepala lima ini, Abah Abuy masih memiliki penglihatan yang tajam. Bahkan dia masih mampu mengukir dengan detail berbagai bentuk objek yang rumit bermedia pensil.

Lulusan D1 Perhotelan LPP PHRI angkatan 93 itu juga sempat menjadi pemateri selama empat angkatan “Wirausaha Baru”, Dinas perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung. Meski banyak hasil karyanya yang telah ditawar oleh kolektor, namun karena memiliki nilai sejarah tersendiri, Abah Abuy masih belum mampu melepasnya.

“Sampai saat ini, beberapa karya yang dibuat, saya masih menyimpannya. Karena memang tak untuk diproduksi dalam jumlah banyak. Selain itu, karena saya ingin berbagi hasil karya yang dibuat kepada yang lain, jadi portfolio karya tetap disimpan,” tambahnya.

Disinggung soal potensi hobi menjadi sumber finansial, Abah Abuy mengaku hal itu memang memungkinkan. Namun bagi kaum muda dirinya menekankan pentingnya menikmati proses. Karena hasil berupa uang yang didapat akan berada di puncak kreasi.

Dikatakan dia, hobi atau kegemaran tentu akan menuntut pengorbanan materi, waktu, dan tenaga di awal-awal. Setelah berproses terus dan menjadi ahli, baru nantinya akan menjadi buah yang didapat.

“Bagi anak muda, jangan pesimis dan minder. Jalankan saja minat dan kecenderungan kalian. Asal tak bertentangan dengan agama dan hukum, Insyaallah ada manfaat. Saya tak percaya bakat. ‘Alah bisa karena biasa’ kegiatan yang terus dilakoni terus-menerus tentu akan mengantarkan kalian menjadi ahli. Dan setelah menjadi ahli tentu itu akan bermanfaat bagi diri dan orang lain,” ungkapnya.

Abah menambahkan bila semua pekerjaan diawali dengan uang semata akan tampak susah. Terlebih prinsip seniman tak mengacu ke sana. Namun lebih kepada peluapan imaji dan ekspresi dalam karya.

Dia juga menekankan pentingnya ketekunan, karena aktivitas yang dikerjakan terus -menerus dengan serius akan mengantarkan seseorang menjadi ahli. Dan setelah menjadi ahli, orang-orang akan memerlukan keahlian tersebut.

“Bagi saya bekerja itu beribadah. Seorang seniman tidak menargetkan pekerjaannya menjadi sumber uang. Orang di sekeliling akan melihat dan menilai hasil karya yang dibuat. Dan akhirnya bukan kita yang menawarkan, namun orang lain yang berdatangan,” tambahnya.

Dalam menyikapi tantangan hidup, ayah dari tiga anak ini berpesan agar kalangan muda tetap produktif memanfaatkan waktu luang. Karena bila tak digunakan dengan baik tentu akan berbahaya dan mengancam masa depan.

Ketenangan, Kesabaran, Dan Tantangan

Selama menjalani aktivitas mengukir, Abah mengaku ketenangan dan kesabaran menjadi kunci untuk menghasilkan karya terbaiknya. Terlebih untuk mengukir secara detail objek kecil seperti pensil. Meski begitu, ia tak menampik soal kegagalan yang ditemuinya dalam menjalani proses tersebut.

“Contoh ukir pensil, saya membuat mata rantai. ini tantangannya berat. Bikin satu mata rantai bisa keringetan. Tapi dengan tantangan saya ingin tetap meneruskan lagi. Proses ukir dua mata rantai makin berat di media pensil. Apalagi kalo menuju ke rantai ketiga, kalo rusak, ya gagal semuanya,” tambahnya.

Dalam kunci kesuksesan, tantangan selalu ada. Begitu juga untuk menciptakan karya unik , Abah juga harus melakukan teknik ukir yang diluar dari kebiasaan. Sehingga ia memilih untuk membuat karya ukir yang detail, rumit dan membutuhkan waktu yang panjang.

One thought on “Merubah Limbah Jadi Rupiah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *