(ilustrasi foto: pexels/ Emir Isovic)
Pernikahan memiliki peran yang sangat penting dalam Islam. Ini bukan hanya sekadar ikatan pernikahan antara dua individu, tetapi juga merupakan ikatan antara dua keluarga. Dalam Islam, pernikahan dianggap sebagai langkah penting dalam menjaga kesucian dan kehormatan seorang individu.
Pernikahan juga memberikan kesempatan bagi pasangan untuk saling melengkapi, saling mendukung, dan saling mencintai dalam kehidupan sehari-hari. Lebih dari itu, pernikahan juga merupakan landasan untuk membentuk keluarga yang harmonis dan bahagia, serta untuk melanjutkan keturunan yang saleh.
Dalam Islam, pernikahan dianggap sebagai ibadah yang diberkahi oleh Allah SWT. Oleh karena itu penting bagi umat Islam untuk memahami dan menghargai pentingnya pernikahan dalam menjalani kehidupan yang penuh berkah dan kebahagiaan.
Dalam Al-Quran, Allah SWT berfirman, “Dan di antara Kamu-kamu kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu pasangan hidup dari jenismu sendiri, supaya kamu mendapat ketenangan hati dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih sayang dan kasih sayang” (QS.Ar-Rum: 21). Hal ini menunjukkan bahwa pernikahan adalah sebuah anugerah dari Allah SWT yang dapat memberikan kedamaian, kebahagiaan,dan kasih sayang antara pasangan suami istri.Dalam Islam, pernikahan juga dilihat sebagai cara untuk menjaga ketertiban sosial dan moral dalam membangunn keluarga sebagai bagian dari masayrakat
Tantangan Finansial Pemuda dalam PernikahanTantangan finansial dapat menjadi salah satu hal yang kompleks bagi pemuda ketika memasuki kehidupan pernikahan. Sebagai pasangan yang baru menikah, pemuda harus menghadapi berbagai tanggung jawab keuangan yang sebelumnya mungkin tidak mereka alami.
Biaya pernikahan, pembelian rumah, dan pengeluaran sehari-hari menjadi beberapa tantangan finansial yang harus dihadapi. Terkadang, penghasilan pemuda belum cukup untuk memenuhi semua kebutuhan tersebut.
Selain itu, pemuda juga perlu belajar mengelola keuangan mereka dengan bijak, mencari cara untuk menghemat, dan mengatur anggaran dengan baik. Tantangan finansial ini dapat menjadi ujian bagi pemuda, tetapi dengan komunikasi yang baik antara pasangan, kerja sama, dan kesadaran akan pentingnya keuangan yang sehat, mereka dapat menghadapinya dengan baik dan menciptakan masa depan yang stabil secara finansial.
Kompleksitas Biaya Pernikahan
Pernikahan merupakan momen yang diidamkan banyak pasangan muda di Indonesia. Namun, sayangnya, kompleksitas biaya pernikahan sering kali menjadi tantangan bagi para pemuda. Dalam budaya kita, pernikahan sering kali dianggap sebagai wujud kesuksesan dan status sosial.
Hal ini menyebabkan tekanan finansial yang besar, terutama bagi mereka yang belum memiliki stabilitas keuangan.Namun, sebagai generasi muda yang penuh dengan kreativitas, pemuda-pemudi Indonesia mulai menemukan cara-cara unik untuk menghadapi kompleksitas biaya pernikahan.
Mereka mulai mengadopsi konsep pernikahan sederhana namun berkesan, dengan mengurangi biaya yang tidak perlu dan fokus pada momen-momen berharga. Beberapa pemuda juga memanfaatkan teknologi dan media sosial untuk mencari sponsor atau crowdfunding demi mewujudkan pernikahan impian mereka.
Melalui semangat inovasi dan keberanian, pemuda-pemudi Indonesia sedang mengubah paradigma pernikahan. Mereka membuktikan bahwa pernikahan tidak harus mahal untuk menjadi berarti. Dalam kompleksitas biaya pernikahan, mereka menemukan cara untuk tetap menghormati tradisi dan nilai-nilai budaya tanpa harus mengorbankan keuangan mereka.
Dengan semangat ini, kita dapat belajar dari pemuda-pemudi Indonesia bahwa pernikahan adalah tentang cinta, komitmen, dan keberanian untuk menghadapi tantangan bersama. Meskipun biaya pernikahan mungkin kompleks, dengan kreativitas dan tekad, kita dapat menciptakan pernikahan yang unik, berkesan, dan tetap sesuai dengan nilai-nilai kita sebagai bangsa.
Solusi Bagi Yang Memasuki Usia Pernikahan
Memandang pernikahan sebagai ibadah yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, maka hal tentu perlu dipahami dan dipersiapkan oleh umat islam, khususnya pemuda. Lalu bagaimana solusi kalangan pemuda atau pemudi yang tengah berada di usia pernikahan. Dimana mereka harus memahami batas kemampuan atau kelayakan untuk menjalani ibadah tersebut.
Kemampuan Secara Ilmu
Sobat HIPPMI harus mengetahui perbedaan antara ilmu dan wawasan dalam ibadah. Karena pengetahuan belum meningkat menjadi ilmu, bila apa yang diketahuinya tak menerangi atau memperjelas langkahnya dalam menjalankan perbaikan amal. Dengan arti kata, pengetahuan yang didapat baru sekedar menjadi wawasan. Sementara ilmu harus menerangi, memperjelas, dan menjadikan amal yang lebih baik.
Mu’adz bin Jabal radhiyallaahu ‘anhu berkata,
العِلْمُ إِمَامُ العَمَلِ وَالعَمَلُ تَابِعُهُ
“Ilmu adalah pemimpin amalan. Sedangkan amalan itu berada di belakang ilmu.” (Majmu’ah Al-Fatawa, 28:137)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan, “Jika seseorang membekali dirinya dengan ilmu, maka itu akan membuat lebih cepat mengantarkan kepada tujuan.” (Majmu’ah Al-Fatawa, 28:137)
Kemampuan batas ilmu dalam menyiapkan pernikahan sesuai tuntunan syar’i yakni dasar seperti akidah, shalat, puasa, zakat dan muamalat. Pemuda yang hendak menikah tentu harus memahami hal ini dan berusaha mengaplikasikan ilmu tersebut dalam kesehariannya.
Kemampuan Bertanggungjawab
Kemampuan dalam hal ini yakni dalam kewajiban nafkah berupa pekerjaan atau usaha sebagai jalan mencari rezeki untuk keluarga. Tidak harus menunggu mapan, asalkan sudah ada pekerjaan atau pemasukan yang cukup, sebenarnya sudah memiliki jalan untuk menyegerakan menikah. Sebagaimana firman Allah sebagai berikut:
وَأَنكِحُوا اْلأَيَامَى مِنكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَآئِكُمْ إِن يَكُونُوا فُقَرَآءَ يُغْنِهِمُ اللهُ مِن فَضْلِهِ وَاللهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
“Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. An-Nuur: 32).
Kemampuan Secara Mental
Terakhir yang tak kalah penting yakni kematangan mental.Dimana ini berkaitan dengan kedewasaan seseorang dalam menghadapi masalah. Karena tak sedikit persoalan di rumah tangga terpicu dari dari sifat kekanak-kanakan tiap-tiap pasangan.