Minyak Sawit Berkelanjutan Untuk Bumi Yang Lebih Baik

(Angga Prathama selaku Sustainable Palm Oil Leader WWF Indonesia (kedua dari kanan) memberikan materi tentang kelapa sawit ramah lingkungan/Syauqi Fatah M)

Besarnya permintaan pasar  terhadap minyak  sawit membuka peluang bagi Indonesia untuk lebih memperluas produksi dan ekspor ke berbagai  negara. Indonesia, produsen minyak  sawit terbesar di dunia, memproduksi 51,3 juta ton pada tahun 2021, menurut Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI). Konsumsi domestik pada tahun 2021 sebesar 18,42 juta ton dan sisanya dipasok ke pasar ekspor.

Industri  kelapa sawit yang terus berkembang tentunya memberikan dampak yang besar terhadap perekonomian nasional. Bagaimana tidak, industri  kelapa sawit telah menyerap lebih dari 16 juta tenaga kerja, mencapai kemandirian energi dengan mengganti bahan bakar fosil dengan biodiesel, dan menopang devisa negara melalui bisnis ekspor. Menurut Badan Pusat Statistik, ekspor minyak  sawit dan turunannya pada tahun 2021 mengalami peningkatan tertinggi dalam lima tahun terakhir, mencapai $27,6 miliar atau meningkat 58,79% setiap tahunnya.

Masalah Produksi Minyak Kelapa Sawit

Meskipun permintaan yang tinggi sebagai sebuah produk yang membantu ekonomi nasional, minyak kelapa sawit  diproduksi secara tidak bertanggung jawab di beberapa daerah. Hutan dibabat atau dihancurkan untuk ditanami kelapa sawit, sehingga berdampak pada satwa liar dan masyarakat lokal. Selain itu, pekerja dan petani yang memproduksi minyak sawit di beberapa daerah menderita kondisi kerja yang buruk dan upah yang rendah.

Ada seruan boikot terhadap minyak sawit karena dampak negatifnya. Namun, peralihan ke minyak nabati  untuk menggantikan minyak sawit tidak  mengurangi dampak tersebut. Hasil per hektar bunga matahari, rapeseed, dan kedelai  jauh lebih rendah dibandingkan minyak sawit, sehingga dibutuhkan lebih banyak lahan untuk menghasilkan jumlah minyak yang sama.

Solusi Sustainable Oil Palm

Minyak sawit berkelanjutan telah muncul menjadi solusi akan permasalahan produksi minyak kelapa sawit yang merusak. Minyak sawit berkelanjutan dibudidayakan, diproses, didistribusikan, dan dijual secara bertanggung jawab dengan aturan ketat yang melindungi hewan, lingkungan, dan orang-orang yang tinggal dan bekerja di negara-negara penghasil kelapa sawit. Ini telah melibatkan:

  1. Menghentikan deforestasi
  2. Memperlakukan masyarakat dan pekerja secara adil 
  3. Melindungi satwa liar dan lingkungan.

WWF-Indonesia dan RSPO

WWF-Indonesia adalah organisasi konservasi independen yang terpercaya yang didirikan berdasarkan pemahaman tentang hubungan yang kompleks antara aktivitas manusia dan alam, dengan fokus pada pencarian solusi yang dapat diterapkan dan memobilisasi aksi dari para pemangku kepentingan dan pendukung. WWF-Indonesia adalah salah satu organisasi yang mendukung program sustainable palm oil. 

(foto penyerahan hadiah dalam ruang diskusi oleh Angga Prathama selaku Sustainable Palm Oil Leader WWF Indonesia (kiri) kepada Siska Nirmala selaku Owner Toko Nol Sampah (kanan)/ Syauqi Fatah M)

Angga Prathama, Sustainable Palm Oil Leader WWF Indonesia, meminta masyarakat luas,khususnya kalangan muda untuk lebih peduli terhadap program sustainable palm oil. karena dukungan pembelian produk tersebut berdampak pada petani kelapa sawit yang menerapkan program sustainable palm oil. Dimana, jutaan petani kelapa sawit mendapat pendapatan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, air bersih, dan perumahan. Hal ini juga memungkinkan banyak pekerja menyekolahkan anak-anak mereka.

” Persoalan ramah lingkungan, harus jadi perhatian, khususnya minyak sawit itu nggak sekedar soal menjaga kelestarian di hulu atau hutan. Namun Juga Ekosistemnya.” ungkap Angga dalam seminar ” Walk The Talk With WWF ‘ Kenalan Yuk Dengan Produk Ramah Lingkungan'”, di One Eighty Coffee and Music, Jalan Ganesha, Kota Bandung pada Sabtu (20/1/2024). 

Dengan artian, berbicara soal sustainable palm oil itu juga mencakup perhatian proses hulu ke hilir sebagai suatu ekosistem. Dimana hutan sebagai tempat tumbuhan dan satwa tak terganggu, tak adanya konflik adat di wilayah tersebut, hingga indikator ekonominya, atau keberlangsungan bisnis dan hasilnya.

Selain itu, ia menyampaikan kesulitan dalam menjalankan program sustainable palm oil adalah selisih harga antara produk yang menerapkan  program sustainable palm oil dan yang tidak. Walaupun memiliki selisih yang tak jauh berbeda yaitu kisaran dua ribu hingga tiga ribu rupiah, mayoritas masyarakat tetap memilih produk yang lebih murah. 

Ia juga menyampaikan bahwa masyarakat Indonesia sebenarnya sudah memiliki keinginan untuk membantu menjaga alam dengan membeli produk yang produksi dari hulu ke hilirnya terjaga dari merusak lingkungan. Masalahnya masyarakat kebingungan memilih produk karena tidak ada yang membedakannya. Untuk itu dalam produksi minyak kelapa sawit, produk yang dibuat dengan menjaga lingkungan diberi logo tertentu yaitu logo RSPO.

(logo RSPO pada produk minyak kelapa sawit berkelanjutan/alamy.com)

RSPO adalah organisasi nirlaba global dengan anggota sukarela yang berfokus untuk menyatukan para pemangku kepentingan dari seluruh rantai pasokan minyak sawit untuk mengembangkan dan menerapkan standar global untuk minyak sawit berkelanjutan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *