Aktivis Bandung “Sepakat” Gelorakan Seruan Boikot Israel

(Sejumlah mahasiswi yang berunjuk rasa serukan aksi boikot produk Israel sambil menggalang dana di depan Gedung Sate, Sabtu (13/1/2024)/ Deris Setiadi).

Seruan boikot produk pendukung Israel menggema dalam aksi “100 Hari Genocide Gaza” di Gedung Sate, Jalan Dipenogoro, Kota Bandung, Sabtu (13/1/2024).

Berdasarkan pengamatan HIPPMI dilapangan, sejak berlangsungnya acara aksi seruan tersebut, orator mengutarakan ajakan untuk tetap melanjutkan boikot produk pendukung Israel.

“ Semangat boikot ini sepertinya semakin meredup dengan banyaknya tawaran promo-promo produk pendukung Israel. Untuk itu, kami mengingatkan agar saudara-saudara disini untuk tetap konsisen melanjutkan boikot ini. Karena dukungan aksi boikot ini bisa melemahkan kekuatan musuh.” Ujar orator aksi di lapangan.

Sekitar pukul 06.30 WIB sejumlah pengunjuk rasa dari kalangan pemudi terlihat antusias mengikuti arahan orator. Bahkan sejumlah pemudi yang beratribut bendera Palestina terlihat melakukan tadarus bersama sambil menunggu arahan kegiatan aksi dimulai.

Tak heran para pengunjuk rasa yang hadir menyepakati seruan boikot, pasalnya Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga telah menfatwakan hal yang sama, sehingga mereka meyakini aksi perlawan boikot itu menjadi satu perjuangan dan penentuan sikap kita terhadap kezhaliman Israel.

“ Semua ulama sepakat untuk memboikot produk pendukung Israel, nah kita sebagai umat Muslim mengikuti sebagai bentuk loyalitas kita untuk membantu saudara di Palestina.” Ujar salah seorang pengunjuk rasa dari kalangan mahasiswi Akademi Dakwah Indonesia (ADI), jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Mutia Azzahra kepada HIPPMI.

Menurutnya, aksi tersebut adalah wujud kepedulian saudara sesama muslim di Palestina. Karena muslim di Indonesia belum bisa membantu perlawanan secara fisik di Gaza. Sehingga dukungan moril, doa dan donasi lebih diutamakan oleh para pengunjuk rasa.

Di singgung soal persiapan aksi, Mutia menambahkan jika ajakan boikot dan penggalangan dana itu sudah dilakukan sejak jauh-jauh hari. Sehingga seruan aksi solidaritas “100 Hari Genocide Gaza” direspon positif oleh dia dan teman-temannya di kampus.

“ Alhamdulillah di kampus saya banyak yang antusias dengan ajakan aksi ini. Semoga aksi kecil yang kami lakukan ini bisa memotivasi semangat perjuangan saudara-saudara di Palestina. Dan bisa lebih menyebar luaskan pentingnya boikot ini ke masyarakat yang lebih luas.” pungkasnya.

Dampak Ekonomi dari Boikot Israel

Boikot terhadap Israel telah memberikan dampak yang signifikan terhadap perekonomian negara tersebut. Ketika negara-negara dan individu-individu di seluruh dunia berusaha menghindari produk-produk Israel, terjadi penurunan yang drastis dalam ekspor mereka. Dilansir dari CNBC Indonesia, pada hari Rabu, (15/11/23). Di Indonesia, PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) menaungi segudang merk consumer goods ternama seperti Pepsodent, Lux, Lifebuoy, Dove, Sunsilk, Clear, Rexona, Vaseline, Rinso, Molto, Sunlight, Wall’s, Bango, Royco, Sariwangi, dan masih banyak lagi.

Saham UNVR pun ikut terdampak. Tercatat, UNVR telah terkoreksi 9,16% dalam sepekan terakhir. Bahkan, saham UNVR telam anjlok 26,38% secara ytd. Per sesi I pukul 10.58 WIB perdagangan hari ini, UNVR ambles 0,29% ke harga 3.470. UNVR telah ditutup di zona merah selama dua hari berturut-turut pada pekan ini.

Hal ini telah menyebabkan kerugian ekonomi yang cukup besar bagi Israel, baik dari segi pendapatan maupun lapangan kerja. Selain itu, boikot ini juga telah merangsang perkembangan industri lokal di negara-negara yang mendukung gerakan tersebut.

Sementara itu menanggapi aksi boikot tersebut, pihak Coca-Cola yang merupakan salah satu produk yang terkena imbas boikot mengutarakan enggan berkomentar lebih lanjut karena semua pihak punya kesempatan usaha. Terutama ini menyangkut hak asasi masing-masing juga.

“Kalau soal boikot aku tidak bisa berkomentar apa-apa karena semua pihak punya kesempatan untuk usaha ya. Nabi Muhammad pun menyatakan bahwa, ayo kita berusaha dan menjual kepada siapapun. Makanya aku tidak mau berkomentar karena ini menyangkut hak azasi dari masing-masing juga,” ujar Public Affairs, Communication & Sustainability Director for Indonesia and PNG Coca-Cola Europacific Partners (CCEP) Lucia Karina, dilansir dari Antaranews.com, Selasa (14/11/23).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *